Jumat, 09 Maret 2018

Unwelcome Love Part 7



Judul: Unwelcome Love
Genre: Romance, Drama

Warning:
Cerita ini hanyalah khayalan absurd-ku semata, semua nama yang digunakan sebagai karakter di Fanfic ini bukan milikku, begitu juga Arirang dan Yusung Group



Part-7 : Perfect Reason

Arirang adalah salah satu Restoran makanan tradisional Korea yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dan mulai di kelola oleh pemerintah Korea Selatan sejak 30 tahun yang lalu. Namun sekitar 4 tahun lalu, Arirang harus menghadapi masalah yang cukup serius hingga pemerintah mulai meninjau ulang apakah mereka masih harus mempertahankan keberadaan Arirang atau tidak.

Sejak Hyun Jin diangkat sebagai Kepala Koki Arirang, sedikit demi sedikit Arirang melewati krisis dalam managemennya. Mereka pun berhasil meyakinkan pemerintah bahwa mereka masih layak untuk di pertahankan. 

Tapi kondisi keuangan Arirang tidak sebaik sebelumnya, meski mereka tidak pernah mengalami kerugian, namun keuntungan pertahun yang mereka peroleh ternyata kurang memuaskan pemerintah Korea Selatan.

Itulah mengapa Seo Hyun Jin menerima lamaran untuk menjadi menantu keluarga Yusung Grup agar bisa mendapatkan dana operasional Arirang setelah pemerintah memutuskan menghentikannya setahun yang  lalu.

Berinvestasi di Arirang sebenarnya tidak terlalu banyak menguntungkan Yusung Grup, namun menikahi Seo Hyun Jin lah yang membuatku mendapatkan banyak keuntungan. 

Seandainya kakak perempuanku, Jo Hye Ran tidak pernah membawa pulang makanan Arirang ke rumahku sekitar 8 bulan yang lalu, aku tidak yakin saat ini aku sudah diangkat menjadi Presdir Yusung Grup untuk menggantikan Ayahku.

Semuanya berawal saat ibuku mencicipi masakan dapur Arirang, hanya dalam waktu singkat dia langsung menyukai makanan itu dan memberikan puja puji pada siapapun yang memasaknya. Awalnya aku tidak tertarik saat ibu mulai bertanya pada Hye Ran Noona segala hal tentang Arirang dan mengapa masakannya bisa menjadi seenak itu sekarang. 

Tentu saja ibuku sudah mengetahui Arirang sejak lama, namun dia sangat kaget dengan perubahan rasa masakan Arirang jika dibandingkan saat dia terakhir kali dia makan disana.

Hye Ran Noona mulai menyebutkan nama Seo Hyun Jin, wanita yang resmi diangkat sebagai Kepala Koki Arirang sejak 4 tahun yang lalu. Wanita itulah yang menjadi alasan kuat mengapa makanan Arirang menjadi sangat enak. 

Ibuku pun langsung terkagum-kagum pada sosok Seo Hyun Jin ini. Apalagi setelah melihat  foto dan profil Seo Hyun Jin yang ditunjukkan Hye Ran Noona. 

Kemudian entah disadari atau tidak setelah melihat profil Seo Hyun Jin ibuku tiba-tiba saja berkata, “Seandainya Eomma memiliki menantu seperti dia, Eomma rela melakukan apa saja”

Kalimat itulah yang membuatku memutuskan untuk mulai menyelediki latar belakang Seo Hyun Jin. 

Mengetahui bahwa Seo Hyun Jin sangat mencintai Arirang, aku sangat yakin jika dia tidak akan menolak pernikahan itu. Dari informasi yang aku dapat, Seo Hyun Jin bukan wanita yang percaya pada cinta, meskipun dia pernah dua kali bertunangan itu semua dia lakukan demi Arirang.

Semua informasi itu aku gunakan untuk membuat sebuah proposal kerja sama bisnis yang saling menguntungkan antara Arirang dan Yusung Grup. Sehingga baik Ayahku maupun para tetua Arirang tidak punya alasan untuk menolak rencana kerjasama tersebut.

Tentu saja, ibuku adalah orang yang paling berbahagia saat aku mengutarakan keinginanku untuk menikahi Seo Hyun Jin. Ayahku menyetujui rencana itu setelah aku menjelaskan bahwa Yusung Grup menjalin hubungan baik dengan Arirang, maka rencananya untuk menjadikan Jo Gyu Sung kakakku menjadi menteri Kebudayaan akan semakin terbuka lebar.

Aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan emas ini dengan mengajukan sebuah syarat untuk keuntungan pribadiku saat aku memutuskan menikahi Seo Hyun Jin agar kerja sama itu bisa terjadi. Aku hanya akan menikahi Seo Hyun Jin, jika mereka mengijinkan aku untuk tinggal di luar rumah kediaman keluarga Jo setelah kami menikah.

Ibuku langsung protes. Tentu saja, dia yang selalu membuat semua pernikahan anak-anaknya menjadi begitu rumit dan berakhir dengan tidak bahagia hanya dengan mengurung kami semua di dalam istana kaca nya. Namun aku tidak ingin terjebak pada situai yang sama untuk ketiga kalinya.

Aku menegaskan jika ibu tidak mengijinkan aku tinggal di luar rumah setelah menikah, maka aku tidak akan pernah setuju untuk menikah, baik dengan Seo Hyun Jin ataupun wanita lain. Ancaman itu ternyata sangat ampuh untuk membuat ibuku menyetujui syarat yang kuajukan.

***

Saat kami tiba di Arirang, semua orang sedang sibuk untuk mempersiapkan jamuan makan malam untuk para tamu yang akan datang nanti malam. Hyun Jin mengajakku untuk beristirahat di kantornya hingga jam makan malam tiba.

Seorang wanita yang sedang hamil besar, menyambut kami saat Hyun Jin mengajakku masuk ke kantornya. Dia adalah Seo Hye Sun, adik angkat Seo Hyun Jin.

“Hyun Jin-a, akhirnya kau datang juga” 

Hye Sun tampak sangat lega melihat kedatangan Hyun Jin, dan agak sedikit kaget saat melihatku yang masuk tak lama kemudian.

“Annyeonghaseyo Hyun Jae-ssi, aku tidak tahu kau juga datang” Hye Sun menyapaku kemudian. 

Hyun Jin tampak gugup saat Hye Sun terdengar kaget menyadari keberadaaku disana. Hyun Jin meliriku sebentar kemudian dia berkata pada Hye Sun.

“Aku tak sempat membuatkannya makan malam, jadi…. Aku mengajaknya kesini”

Aku tidak tahu mengapa Hyun Jin harus berkata seperti itu, padahal aku sendiri yang menawarkan diri untuk mengantarnya. Apakah dia tidak ingin terlihat terlalu akrab denganku di depan Hye Sun?

Tadinya aku ingin berkomentar untuk menanggapi apa yang dikatakan Hyun Jin pada Hye Sun, namun Hyun Jin segera mengalihkan pembicaraan itu dan membuatku tak punya kesempatan untuk berbicara.

“Ngomong-ngomong, mengapa aku tampak cemas Hye Sun-a? Apakah ada masalah?”

“Akh itu… Nyonya Han menelponku dan meminta agar kita mengubah menu makanan penutupnya, aku sudah mendiskusikannya dengan para Koki, tinggal mendapatkan persetujuanmu saja”

Hyun Jin mengambil kertas yang disodorkan Hye Sun padanya, dan menelitinya dengan seksama.

“Jika memang itu yang diinginkan mereka, aku rasa menu tersebut cukup baik sebagai makanan penutup”

“Syukurlah, jika kau menyetujuinya. Aku akan segera memberitahukan hal ini pada Koki Kim”

Hye Sun pun langsung mengetik sesuatu di ponselnya untuk melakukan apa yang baru saja dia katakan.

“Apakah kau mengatakan pada ibu tentang kedatangan Hyun Jae-ssi hari ini?”

“Nde?”

“Akh itu…”

“Kunjungan ku hari ini memang tidak direncanakan, jadi sepertinya Hyun Jin belum memberitahu ibu mertua. Bukan begitu Hyun Jin-ssi”

“Akh… iya… aku akan segera memberitahu ibu, kalau begitu. Kau bisa duduk di….”

Hyun Jin menatap sekeliling ruangan kantornya, namun pada akhirnya dia hanya berkata

“Ehm…. dimana pun yang membuatmu nyaman, Hyun Jae-ssi”

Hyun Jin berniat untuk keluar dari ruangan itu,mungkin karena ingin memberitahu ibunya tentang kedatanganku. Namun Hye Sun segera mencegahnya.

“Kau mau kemana Hyun Jin-a?”

“Menemui ibu”

“Apakah kau lupa ibu masih menemani Nenek Choi rapat yayasan dengan para Tetua?”

“Akh benar juga mengapa aku tidak ingat”

“Biar aku saja yang nanti memberitahu ibu. Lelbih baik sekarang kau segera bertukar pakaian untuk mempersiapkan jamuan nanti malam”

***

Hye Sun menemaniku duduk di salah satu sofa panjang di ruangan itu, saat Hyun Jin sedang bertukar pakaian di kamar ganti yang sepertinya memang khusus di sediakan di ruangan itu.

“Sudah berapa bulan?”

Aku mencoba membuka percakapan dengan Hye Sun yang tampaknya masih sibuk mengecek beberapa dokumen di tangannya.

Hye Sun menatapku seolah mencoba mencerna maksud dari pertanyaanku

“Akh ini…” Hye Sun menyentuh perut besarnya dengan lembut.

“8 bulan. Sebentar lagi aku tak bisa lagi membantu Hyun Jin di Arirang. Syukurlah kau bersedia meluangkan waktumu untuk menjadi konsultan Pra Menu kami, Hyun Jae-ssi”

“Tidak masalah. Aku senang bisa membantu. Kudengar menu minggu lalu masih menjadi favorit di Arirang hingga sekarang”

“Itu memang benar, aku tidak menyangka menu sederhana seperti itu rasanya bisa sangat lezat, pantas saja pelanggan kami sangat menyukainya. Sepertinya aku tidak perlu mencemaskan Hyun Jin mulai sekarang, karena dia telah mendapatkan partner yang tepat dalam hidupnya”

“Nde?”

“Akh lupakan lah. Oh iya Hyun Jae-ssi, tidak apa-apa kan jika aku meninggalkanmu sendiri disini? Aku harus memberitahu pada pelayan perubahan susunan penyajian menu untuk malam ini”

“Tentu saja, Hye Sun-ssi”

Hye Sun pun pamit untuk menemui para pelayan dan meninggalkan ku sendirian. 

Aku menatap sekeliling ruangan yang cukup besar itu. Sentuhan tradisonal yang masih terasa disetiap sudut ruangan itu sangat sesuai dengan konsep Arirang sebagai restoran makanan tradisional Korea. Arirang memang layak untuk disebut sebagai salah satu kebudayaan Korea yang harus dijaga.

“Hye Sun-ssi bisakah kau membantuku mengingatkan tali apronku?”

Hyun Jin keluar dari kamar ganti dengan memakai hanbok modern yang dipadukan dengan apron putih yang belum terpasang sempurna.  Kepalanya tertunduk dan tangannya sibuk mencoba mengikat tali apron dibalik punggungnya. 

Antara sadar dan tidak, aku perlahan berdiri dari dudukku dan pandanganku seketika terpaku melihat penampilan Hyun Jin yang baru kali ini kulihat. Dia terlihat…. Sangat Cantik. Dengan hanbook perpaduan warna kuning dan merah muda serta rambut yang terikat rapi di belakang. 

Ini bukan pertama kalinya aku melihat wanita memakai hanbok, tapi aura Hyun Jin sangat berbeda dengan mereka.

“Hye Sun-a? Cepatlah, aku kesulitan….”

Kata-kata Hyun Jin langsung terputus ketika dia mengangkat kepalanya dan baru menyadari hanya aku yang ada di ruagan ini.

“Dimana Hye Sun?”

“Nde?”

Pikiranku masih melayang karena terpesona pada penampilan Hyun Jin dengan hanbok cantiknya. Akh benar, Hyun Jin bertanya dimana Hye Sun.

“Hye Sun? Ehm... dia keluar untuk menemui para pelayan”

“Akh…”

Hyun Jin terlihat bingung dan gugup, sementara aku masih sibuk terpesona melihat pemandangan di hadapanku.

“Hyun Jae-ssi, bisakah kau membantuku?”

Hyun Jin mengatakannya dengan ragu, masih dengan tangan di belakang punggungnya, sepertinya Hyun Jin masih berusaha mengikat apron putih yang dipakainya.

Pikiranku belum fokus sepenuhya, aku pun jadi bingung bagaimana aku harus membantunya. Tunggu, Apron itu! Tentu saja Hyun Jin meminta bantuan padaku untuk mengikatkan apronnya, mengapa aku jadi mendadak bodoh seperti ini.

“Tentu saja”

Jawabku tergesa setelah memahami situasi ini, dan bergegas berjalan ke belakang Hyun Jin untuk membantunya mengikat Apron tersebut. 

Ternyata tali Apron yang dikenakan Hyun Jin terlalu pendek jika dibandingkan dengan Apron biasanya, sehingga aku pun agak kesulitan mengikatnya meski aku mengikatnya dari belakang. Pantas saja Hyun Jin kesulitan.

Setelah berjuang sekitar lima menit yang terasa sangat panjang, akhirnya aku berhasil mengikatkan Apron tersebut. Hyun Jin menghembuskan nafas lega setelah menyadari bahwa Apronnya telah terikat dengan sempurna.

“Lain kali, mungkin akan lebih baik kau memilih Apron dengan tali yang lebih panjang”

“Nde?”

Hyun Jin tiba-tiba saja berbalik dan membuat kami berdua kaget, jarak kami sungguh terlalu dekat, saat Hyun Jin berusaha mundur untuk menjauh, kakinya malah tersandung pada rok hanbok nya membuatnya hampir saja terjatuh ke lantai.

Ya. Hampir saja, jika aku tidak segera menangkap pinggangnya dengan tanganku, sekali lagi di hari ini, mata kami bertatapan untuk sepersekian detik. 

Perlahan aku menarik tubuh Hyun Jin untuk kembali ke posisi yang seharusnya. Namun baik aku dan Hyun Jin tak juga melepaskan pandangan kami yang tertaut sejak Hyun Jin hampir jatuh.  Aku bahkan enggan untuk melepaskan tanganku dari pinggangnya, karena terasa sangat pas.

 “Hyun Jin-a, semua sudah….”

Hye Sun masuk tanpa mengetuk pintu, dan menghancurkan momen kami berdua. Ya Tuhan, apa yang barus saja aku pikirkan?

“Apakah aku menganggu…. Entah apapun yang sedang kalian lakukan?”

Hye Sun bertanya penuh curiga setelah dia pulih dari rasa kagetnya, aku tidak tahu apa alasan Hye Sun tampak kaget saat melihat bagaimana posisi Aku dan Hyun Jin saat dia masuk tadi.

“Kami…. Kami tidak melakukan apa-apa. Ehm… Hyun Jae-ssi hanya membantuku untuk mengikatkan Apron”

Kegugupan Hyun Jin, sepertinya malah membuat Hye Sun semakin curiga.

“Tentu saja, dan sepertinya mengikatkan Apron dari depan akan menjadi posisi favorit kalian, bukan begitu Hyun Jae-ssi?”

Aku bingung harus menjawab apa, dan hanya bisa mengusap belakang leherku dengan gerakan ragu lalu tersenyum bingung pada Hye Sun.

“Akh sudahlah, aku tidak ada waktu untuk menggoda kalian. Hyun Jin-a, para Koki sudah menunggu mu di dapur untuk mempersiapkan makanan yang akan menjadi menu utama malam ini”

Hye Sung langsung menghampiri Hyun Jin, dan merapikan penampilan Hyun Jin, yang sebenarnya sudah rapi menurutku. Hyun Jin menghela napas panjang dan aku pun merasa lega karena Hye Sun memilih untuk tidak memperpanjang obrolan tentang apa yang sebenarnya baru saja terjadi.

“Kau siap, Hyun Jin-a?”

“Tentu saja”

Hyun Jin dan Hye Sun bersiap untuk keluar dari kantor Kepala Koki, seolah aku tak ada, hingga tampaknya tak ada niat dari mereka berdua untuk berpamitan padaku. Namun Hyun Jin tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah ku. Akh… ternyata dia masih mengingat bahwa aku juga ada di ruangan ini.

“Ehm… Hyun Jae-ssi, hingga waktu makan malam tiba, apa kau mau menunggu disini saja atau….?”

“Jika kau mengijinkan, aku ingin melihatmu berada di dapur Arirang, Hyun Jin-ssi”

“Nde?”

Hyun Jin menatapku bingung dan aku membalas tatapannya dengan penuh keyakinan. Aku tidak tahu apa yang membuat Hyun Jin bingung dengan permintaanku, namun tanpa sempat aku mempertanyakan hal itu, suara Hye Sun memecah keheningan diantara kami.

“Sampai kapan kalian akan terus saling menatap seperti itu? Ayolah Hyun Jin-a kita bisa terlambat, dan kau Hyun Jae-ssi. Jika kau memang mau ikut ke dapur, ikuti saja kami”

Hye Sun pun menarik Hyun Jin dengan paksa untuk segera pergi ke dapur Arirang dan aku mengikuti mereka di belakang.

Sebenarnya aku juga tidak yakin apa yang aku inginkan. Aku hanya belum rela kehilangan sosok Hyun Jin dengan hanbok dan apronnya dari pandanganku, hingga permintaan itu meluncur begitu saja dari mulutku. Setelah membuatku kecanduan dengan masakannya, apakah sekarang pun dia mulai membuatku ketagihan dengan sosok ber-hanbok nya?

***

Dapur Arirang terasa sangat panas. Membangkitkan kenangan masa muda sebelum aku menyerahkan diri pada tanggung jawabku sebagai pewaris Yusung Grup.  

Aku berdiri di salah satu sudut yang tidak terlalu jauh dari para Koki yang sibuk mengikuti apapun instruksi Hyun Jin untuk menyajikan semua hidangan utama di pesta ulang tahun pernikana Tuan dan Nyonya Han, pemilik Perusahaan Farmasi Haemil.

Hyun Jin terlihat sangat menganggumkan berdiri di dapur itu, seperti seorang Ratu yang berkuasa di kerajaan, Hyun Jin mengendalikan dapur Arirang dengan luar biasa. 

Biasanya aku hanya melihat Hyun Jin memasak dengan wajah penuh senyum atau terkadang sambil bersenandung riang. Kini aku melihat ketegasan dan wibawa luar biasa dari seorang Master Chef Arirang. Dan sebuah perasaan bangga, entah sejak kapan menyelusup begitu saja ke dalam hatiku. Bangga karena wanita yang tampak seperti Ratu itu adalah istriku.

Tanpa terasa, waktu berlalu begitu saja. Hyun Jin dan para Koki sudah selesai memasak menu utama acara malam itu. Hyun Jin mempersilahkan para Koki untuk beristirahat sejenak, sebelum mereka mulai memasak menu makanan penutup. Hyun Jin mengambil ponsel dari saku apronnya. Setelah menatap ponsel itu agak lama, Hyun Jin melhat ke arahku, seolah memastikan aku masih ada di ruangan ini.

Hyun Jin tersenyum padaku dan berjalan dengan tergesa menuju tempatku berdiri.

“Hyun Jae-ssi, Ibu mengundang kita makan malam di rumah. Apakah kau ingin menungguku di luar?”

“Mengapa?”

“Ehmmm, aku harus memberikan pengarahan pada para Koki untuk memasak makanan penutup, kemudian menyerahkan tanggung jawab pada Koki Kim, jadi kita bisa makan malam bersama”

Sebenarnya aku enggan untuk menunggu Hyun Jin di luar, namun sepertinya dia butuh privasi dengan para Kokinya.

“Baiklah, aku akan menunggumu di luar, Hyun Jin-ssi”

***

Posisi dapur Arirang ternyata tidak jauh dari tempat parkirnya. Dari kejauhan aku melihat satu persatu tamu acara malam ini berdatangan. Aku mengenal beberapa tamu yang datang, namun aku memutuskan untuk menghampiri mereka untuk sekedar bertukar sapa.

Bagaimanapun juga kebanyakan dari mereka adalah relasi perusahaan Haemil dan keluarga dekat Tuan dan Nyonya Han. Jika salah satu dari mereka menyadari kehadiranku disini, maka tidak akan menutup kemungkinan, wanita itupun akan tahu jika aku ada disini. 

Bukan bermaksud untuk menghindarinya, hanya saja…. Jika kami bertemu, dia pasti akan selalu membicarakan masalah itu. Masalah yang sama sekali tidak pernah ingin aku bicarakan dengan siapapun. Itulah mengapa, aku menghindar dari acara yang memungkinkan aku untuk bertemu dengannya.

“Hyun Jae-ssi?”

Tanpa menoleh kea rah sumber suara tersebut aku langsung mengenali siapa pemilik suara itu. Aku tersenyum miris.  Sayangnya, kadang takdir tak berpihak pada kehendak kita. Sekeras apapun aku berusaha untuk tidak bertemu dengannya, jika dia yang menemukanku lebih dulu, aku bisa apa?

Aku menoleh pada wanita yang berdiri tak jauh dari tempatku menunggu Hyun Jin.

“Lama tidak bertemu, Han Ga Young-ssi”

Akhirnya mau tak mau aku harus menyapa wanita yang paling tidak ingin aku temui itu.

bersambung ke part 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^