Sabtu, 03 Maret 2018

Unwelcome Love Part 5



Judul: Unwelcome Love
Genre: Romance, Drama

Warning:
Cerita ini hanyalah khayalan absurd-ku semata, semua nama yang digunakan sebagai karakter di Fanfic ini bukan milikku, begitu juga Arirang dan Yusung Group


Part-5: Go Family

Normal POV

Jo Hyun Jae baru saja selesai menandatangi berkas yang harus dia setujui hari ini saat sebuah pesan masuk ke ponselnya. Hyun Jae mengambil ponselnya dan segera membaca pesan itu saat melihat siapa pengirimnya: Go Soo-hyung

‘Hari ini, makan sianglah di rumahku’

Sejak Hyun Jin selalu membuatkannya bekal makan siang, Hyun Jae nyaris tidak pernah makan siang di luar kantor, itulah mengapa dia agak ragu untuk membalas pesan tersebut. Hyun Jae menatap kotak makan siang yang telah dikirimkan kurir Arirang ke kantornya sejak setengah jam lalu. 

Dia tidak ingin kelihangan selera makan siangnya lagi hari ini, namun dia paham betul jika Go Soo memintanya untuk makan siang bersama itu artinya ada sesuatu yang harus dibicarakan. Setika Hyun Jae pun mendapat ide, bukan kah Go Soo hanya meminta Hyun Jae makan siang di rumahnya dan bukan memakan masakan yang disediakan di rumah kakak sepupunya itu?

Hyun Jae pun segera mengetik balasan pesan pada Go Soo

‘Araso, aku akan segera datang’

Setelah siap untuk pergi, Hyun Jae pun keluar dari ruangannya dengan membawa kotak makan siang yang telah Hyun Jin siapkan untuknya.

***

Go Soo hanya menatap tak percaya saat Hyun Jae menata kotak makan siang yang dibawanya di atas meja makan.

“Aku tidak tahu, jika setelah menikah kau kembali menjadi anak sekolah dengan kotak bekal makan siangnya Hyun Jae-ssi. Apakah Seo Hyun Jin selalu mempersiapkannya untukmu?”

“Baru sebulan ini kok”

“Apakah kau begitu menyukai masakannya? Hingga harus membawanya disaat aku mengundangmu untuk makan siang. Padahal Yowon sudah dengan sengaja memasakan makanan kesukaanmu saat tahu hari ini kau akan makan siang bersama kami”

“Aku kan tidak memintanya, hyung. Lagi pula kau hanya memintaku untuk makan siang di rumahmu kan? Jadi kurasa tidak ada salahnya jika aku membawa sendiri makan siangku”

Lee Yowon, istri Go Soo, datang dengan membawa makanan terakhir yang akan dia sajikan untuk makan siang suaminya, lalu berkata,

“Sudahlah Yeobo, biarkan saja Hyun Jae-ssi makan siang dengan masakan yang disiapkan istrinya, yang pentingkan kita bisa makan siang bersama”

“Gomawo atas pengertiannya Yowon-ssi”

Hyun Jae tersenyum lega pada Yowon karena ternyata wanita itu tidak marah karena dia membawa makan siangnya sendiri.

“Tapi kan masakanmu jadi sia-sia, yeobo”

Go Soo masih tidak terima melihat kelakuan Hyun Jae yang seenaknya itu.

“Tidak masalah, makanannya bisa disimpan untuk Hye Rin saat dia pulang sekolah, makanan kesukaan Hyun Jae kan makanan kesukaan Hye Rin juga”

Yowon lebih bijaksana dalam menyikapi hal ini, karena dia menemukan solusi untuk makanan yang sudah terlanjur dia buatkan untuk Hyun Jae.

“Sudahlah hyung, aku rasa kau tidak perlu meributkan masakan siapa yang aku makan, bagaimana jika kita mulai makan, aku sudah sangat lapar”

“Baiklah, mari kita makan”

Go Soo pun akhirnya menyerah dan memulai acara makan siang mereka.

Seperti hari-hari sebelumnya, Hyun Jae sangat menikmati makanan yang disiapkan Hyun Jin untuknya, dimanapun dia memakannya rasanya tetap sama enaknya. 

Go Soo sampai tak percaya bisa melihat Hyun Jae makan selahap hari ini, makanan apa sebenarnya yang disiapkan istri baru Hyun Jae itu hingga membuat pria itu menolak masakan buatan istrinya. Padahal sebelum menikah lagi, Hyun Jae sering kali memintanya untuk ikut makan siang bersama dirinya dan Yowon hanya agar bisa memakan masakan Yowon.

Go Soo melirik Yowon yang ternyata juga memperhatikan Hyun Jae yang sedang menikmati makanannya. Dia penasaran apakah Yowon kecewa karena Hyun Jae menolak makanannya? Tapi Yowon hanya mengulum senyum sambil menikmati makan siangnya melihat Hyun Jae makan dengan lahapnya.

Sedikit rasa cemburu pun menyelinap ke dalam hatinya, meski Yowon kini adalah istrinya, tapi dia tidak bisa menghapus kenyataan bahwa Lee Yowon dan Jo Hyun Jae pernah menjadi suami istri beberapa tahun yang lalu. 

Go Soo tahu benar, dia sama sekali tak berhak untuk cemburu, karena dia tahu benar alasan keduanya memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Dan kini dirinya lah yang menjadi suami Yowon, tapi tetap saja, dia merasa cemburu melihat Yowon menatap Hyun Jae sambil mengulum senyum seperti itu. Mungkin itu adalah naluri alami seorang pria.

“Mengapa sejak tadi kalian menatapku? Apakah kalian juga ingin mencoba bekal makananku?”

Ternyata Jo Hyun Jae sejak tadi menyadari jika pasangan suami istri itu tak pernah melepaskan pandangan mereka darinya selama dia sibuk menyantap makan siangnya

“Aniya, aku hanya takjub saja melihat selera makanmu sekarang Hyun Jae-ssi. Rasanya baru pertama kali aku melihatmu makan selahap itu”

Yowon menjawab pertanyaan Hyun Jae kemudian tersenyum lembut pada Hyun Jae.

“Kalian tidak tahu saja, sudah hampir tiga bulan lebih aku tidak bisa menikmati makan siangku dengan sewajarnya”

“Bagaimana bisa? Apakah kau begitu sibuk hingga tidak bisa menikmati makan siangmu”

“Tidak juga, kupikir aku sedang kecanduan”

“Kecanduan?”

Kali ini Go Soo dan Yowon mempertanyakan hal sama dengan kompak

“Iya. Kecanduan makanan istriku” Hyun Jae mengatakan hal itu dengan tersenyum penuh kebanggaan

Yowon hanya geleng-geleng kepala dan bertanya, 

“Apakah pernikahan kalian itu benar-benar pernikahan bisnis?”

Go Soo dan Yowon tahu benar apa alasan Hyun Jae memilih Seo Hyun Jin menjadi istrinya, tapi melihat Hyun Jae hari ini, keduanya jadi menyangsikan tujuan sebenarnya dari pernikahan itu.

“Awalnya memang begitu”

“Lalu bagaimana dengan sekarang?” Tanya Yowon menuntut

Hyun Jae dan Go Soo sama-sama terdiam mendengar pertanyaan Yowon. Entah mengapa Yowon terlihat terganggu dengan kemungkinan pernikahan Hyun Jae dan Seo Hyun Jin bukan lagi merupakan sebuah pernikahan bisnis. Salahkah jika akhirnya Go Soo berasumsi... mungkin saja, di dalam hatinya yang terdalam Yowon tidak rela melihat Hyun Jae jatuh cinta pada wanita lain.

“Aigo Yowon-ssi, mengapa kau tampak sangat terganggu dengan hal itu? Tenang saja, kau akan tetap menjadi wanita satu-satunya yang aku cintai”

Hyun Jae mengatakan hal itu tanpa tahu malu. Go Soo menatap tajam padanya.

“Yak! Jo Hyun Jae, aku ada disini, haruskah kau begitu lantang memamerkan cintamu pada istriku”

“Tapi sebelumnya Yowon itu kan istriku”

Hyun Jae tampak tak peduli dengan amarah Go Soo

“Kau…”

"Hahahahahahaha...."

Belum sempat Go Soo meneriakan kalimat lain pada adik sepupunya itu, ucapannya terhenti saat dia melihat Yowon tertawa dengan lepas melihat perdebatan antara Hyun Jae dan Go Soo. Hmmm lebih tepatnya, dia tertawa karena melihat suaminya seperti orang yang kebakaran jenggot menghadapi kelakukan Jo Hyun Jae.

“Sudah lama sekali aku tak melihatmu tertawa selepas itu Yowon-ssi, melihatmu bisa begitu bahagia rasanya aku tak pernah menyesal melepaskanmu 6 tahun yang lalu”

Yowon berusaha untuk berhenti tertawa, lalu berkata,

“Cukup Hyun Jae-ssi, aku sudah puas melihat ekspresi cemburu suamiku hari ini”

Go Soo menatap Yowon dan Hyun Jae bergantian, apa maksudnya semua ini, apakah mereka berdua bekerjasama untuk menjebaknya?

Hyun Jae pun tersenyum saat melihat ekspresi wajah Go Soo yang tampak kebingungan.

“Sekarang kau percaya padaku kan Yowon-ssi? Aku bisa membuat Go Soo-hyung cemburu dengan mudah. Jadi jangan pernah lagi meragukan perasaannya padamu”

“Nde”

“Jadi kalian sedang mengujiku?”

Go Soo tampak geram, namun Yowon segera bangkit dari kursinya dan memeluk suaminya yang masih duduk di kursi dari belakang

“Jangan marah ya Yeobo, aku hanya ingin melihat wajah cemburu mu yang menggemaskan. Sebaiknya kau segera mengatakan tujuanmu memanggil Hyun Jae-ssi kesini, sebelum dia kabur karena takut menjadi sasaran amarahmu”

Yowon mencoba menenangkan sang suami dan mengingatkan tujuan utamanya meminta Jo Hyun Jae untuk makan siang bersama mereka hari ini.

Setelah Go Soo tampak lebih tenang, Yowon melepaskan pelukannya pamit untuk mengambil makanan penutup yang sudah dia siapkan.

“Apa yang sebenarnya sedang kau dan istriku lakukan hah? Kalian ini sangat kekanak-kanakan!” ternyata rasa kesal Go Soo masih bersisa. Hyun Jae enggan untuk menanggapinya

“Sudahlah hyung, tidak usah dibahas lagi. Aku hanya ingin membantu Yowon-ssi saja kok”

Go Soo terlihat tidak ingin melupakan keusilan yang baru saja mereka lakukan terhadapnya.

“Jadi, apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku?”

Pertanyaan Hyun Jae mengembalikan Go Soo pada masalah yang sedang dia hadapi. Dia memanggil Hyun Jae meminta bantuan pada adik sepupunya itu, tidak seharusnya dia memintanya dalam keadaan masih menyimpan amarah. Go Soo terdiam cukup lama untuk meredakan amarahnya, setelah lebih tenang, barulah dia menyampaikan maksud dan tujuannya meminta Hyun Jae makan siang bersamanya hari ini.

“Ini tentang Hye Rin. Besok lusa Hye Rin akan melakukan pentas pertamanya di Sekolah menengah. Aku sudah berjanji untuk menghadirinya, tapi ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa aku tinggalkan. Bisakah kau menggantikanku untuk menonton pentas pertama Hye Rin bersama Yowon?”

“Kau yakin akan mempercayakan Yowon-ssi untuk pergi bersamaku?”

“Sebenarnya aku tidak mempercayaimu, tapi aku percaya pada Yowon. Dan Hye Rin sangat bahagia saat aku bilang aku akan memintamu untuk menonton pentas pertamanya, jadi…”

“Tentu saja saja aku bersedia hyung, jika itu membuat Hye Rin bahagia, mana mungkin aku akan menolaknya”

“Bagaimana dengan pekerjaanmu?”

“Aku akan meminta Sekretarisku untuk mengosongkan jadwal ku besok lusa. Apa gunanya menjadi seorang Presdir jika tidak bisa mengubah jadwal sesuai kehendakku”

***

Jo Hyun Jae POV

Sejak di angkat sebagai Presdir Yusung Grup 5 bulan lalu, ini adalah pertama kalinya aku dengan sengaja mangkir dari jabatanku  demi membahagiakan keponakan tersayang ku, Go Hye Rin. Melihat Hye Rin menarikan tarian tradisional Korea di usianya yang masih belia membuatku sangat takjub dengan bakatnya.

“Tarian Hye Rin sangat indah” suara Yowon memecahkan konsentrasi ku saat menikmati keindahan tarian Hye Rin

Aku hampir saja lupa jika aku datang untuk menyaksikan pertunjukan kesenian di Sekolah Hye Rin bersama Lee Yowon, mantan istriku yang kini telah resmi menjadi ibu Tiri Hye Rin sejak 3 tahun lalu.

“Hmmm…. Sangat indah. Aku rasa bakat menari Hye Rin dia dapatkan dari ibunya” ucapku tanpa sadar. Ya ampun! Apa yang baru saja aku katakan? Sepertinya aku salah bicara karena membicarakan ibu kandung Hye Rin di depan Yowon

Yowon tak berkomentar apapun, aku mengalihkan pandanganku dari panggung dan menatap Yowon yang sedang melihat kea rah panggung dengan pandangan sedih. Apakah aku sudah menyinggung perasaannya?

“Maafkan aku Yowon-ssi, aku tidak bermaksud…”

“Tidak apa-apa Hyun Jae-ssi. Kenyataan bahwa aku hanya ibu tiri Hye Rin memang tidak akan berubah kan?” Yowon kini menoleh ke arahku lalu tersenyum.

“Meski aku hanya ibu tirinya, aku sangat bahagia karena bisa melihatnya tumbuh selama tiga tahun ini”

Yowon kembali mengalihkan pandangannya ke panggung dimana Hye Rin masih menari dengan indahnya. Saat Hye Rin mengkahiri tariannya, para penonton memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Yowon tersenyum dengan bahagia melihatnya. Senyuman yang tidak pernah aku lihat selama Yowon menjadi istriku.

“Hyun Jae-ssi, ayo kita temui Hye Rin di belakang panggung” Ajak Yowon antusias. Tarian Hye Rin ternyata penampilan terakhir pentas seni tersebut. Masih merasa bersalah, aku mengikuti ajakan Yowon begitu saja.

***

“Hye Rin-a”

“Eommaaaaa…. Bagaimana dengan tarianku? Aku sangat gugup saat berada di panggung tadi”

Hye Rin terlihat antusias menyambut kedatangan Yowon tanpa memperhatikan keberadaanku yang berjalan di belakangnya.

“Tarianmu sangat indah, Hye Rin-a. Sama sekali tidak terlihat gugup”

“Benarkah? Rasanya lega karena latihanku selama ini tidak sia-sia”

“Lihatlah siapa yang datang bersama Eomma”

Hye Rin kemudian melihatku,

“Samchoon!”

Hye Rin tampak sangat bahagia dan langsung menghambur ke pelukanku.

“Aku senang kau datang”

“Samchoon juga senang melihat tarianmu. Kau sangat hebat Hye Rin-a”

“Apa yang kau bawa, apakah hadiah untukku?”

Hye Rin memperhatikan kotak bekal makan siang yang dibuatkan Hyun Jin untukku hari ini. Biasanya aku tidak meminta dibuatkan bekal makan siang di pagi hari, karena Hyun Jin selalu mengirimkannya ke kantor menjelang jam makan siang. Namun hari ini berbeda karena aku tidak akan ada di kantor pada saat jam makan siang.

“Akh ini…”

“Bekal makan siang? Appa bilang sekarang kau selalu membawa bekal siangmu kemana-mana. Apakah kau ingin berbagi makan siangmu itu bersamaku dan Eomma hari ini?”

“Nde? Akh tentu saja”

“Kalo begitu kita bisa memakannya di taman sekolah setelah aku ganti pakaian”

“Araso”

***

“Huaaaah makanan ini sangat enak”

“Hye Rin benar, makanan ini sangat lezat Hyun Jae-ssi. Pantas saja kau tidak bisa berselera pada makanan lain selain masakan Hyun Jin-ssi”

“Hyun Jin-ssi?” Hye Rin tampak bingung mendengar nama istriku disebut oleh Yowon

“Eoh, istri Samchoon-mu, dialah yang memasak makanan ini”

Mendengar hal itu, Hye Rin langsung berhenti makan dan melemparkan sumpitnya dengan kesal. Ada apa dengan anak ini?

“Makanannya tidak enak! Aku akan makan siang di kantin sekolah saja”

Hye Rin pun berdiri dan langsung pergi begitu saja meninggalkan aku dan Yowon. Aku melongo melihat tingkah Hye Rin yang tiba-tiba berubah.

“Go Hye Rin!” Yowon mencoba menegur sikap tak sopan putrinya, tapi Hye Rin memilih tak mengindahkannya dan terus berlalu.

“Apa yang terjadi pada anak itu?” aku bertanya dengan bingung.

“Entahlah, tapi sepertinya aku harus menyusulnya”

Sebenarnya aku juga ingin menyusul Hye Rin, tapi lebih tergoda untuk menghabiskan makan siangku terlebih dahulu. Toh aku bisa menyusul mereka setelah menghabiskan makan siang ini.

bersambung ke part-6

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^